Sabtu, 11 Agustus 2012

PONDASI DASAR MEMPELAJARI ILMU JAWA

Ilmu gaib adalah sebuah pelajaran spiritual tentang penjelajahan untuk menyingkap misteri alam gaib yang biasanya dipelajari oleh orang-orang yang ingin menguasainya dengan cara-cara tertentu yang dalam masyarakat Jawa disebut lelaku.

Dari hasil pengalaman saya setelah lama menelusuri berbagai berbagai macam metode lelaku dari beberapa paranormal asli Jawa, akhirnya saya bisa menyimpulkan dasar-dasar utama mereka dalam mempelajari ilmu gaib jawa atau disebut ngelmu ghoib kejawen.

Sebelum mereka mempelajari ilmu kadigdayan baik itu ilmu kanuragan atau ilmu gaib metafisika apapun, dalam pelajaran asli orang jawa mereka diharuskan lebih dulu mengenali jati diri, siapa diri kita sesungguhnya. Ini adalah permulaan atau dasar bagi seseorang yang ingin mempelajari ilmu jawa.

Dalam proses mencari jati diri ini tidak mudah, karena memerlukan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa dalam melatih diri untuk tirakat, yaitu tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan, misalnya harus menghindari perbuatan maksiat dan sejenisnya. Dalam tahap ini harus ada guru pembimbing dari manusia.

Proses ini meliputi perjalanan spiritual untuk menemukan kembaran diri, yaitu sedulur papat limo pancer kakang kawah adi ari-ari. Ini merupakan pembentukan wadah atau pondasi yang kokoh agar kuat dalam menerima ilmu apapun nantinya. Jika tidak melakukan langkah awal ini, maka dikhawatirkan orang yang belajar ilmu jawa akan dikendalikan oleh ilmu mereka sendiri nantinya dan ini bisa berakibat tidak baik, misalnya akan menjadi orang jahat atau bisa juga bingung dan linglung, bahkan bisa gila.

Kenapa kalau sudah menemukan jadi diri dianggap aman ketika mendapat ilmu kesaktian lainnya? Karena jika sudah berhasil menemukan jati diri, maka gurunya sudah bukan manusia lagi, melainkan guru sejati yang ada pada diri sendiri. Dalam istilah jawa disebutkan Guru Sejati Dumunung Ono Ing Telenging Ati, artinya guru yang akan kita tanya ataupun yang akan selalu mengingatkan kita adalah hati kita sendiri yang sudah kita kenali.

Bagaimana caranya guru sejati mengingatkan atau menjawab pertanyaan kita? Inilah misteri yang paling dicari dan paling dibutuhkan oleh semua orang. Guru sejati adalah roh yang memiliki wujud dan bisa diajak berdialog dengan kita, tidak bisa diajak dialog oleh orang lain, wajahnya juga seperti kita, yang bisa menemuinya hanya kita sendiri.

Dalam istilah jawa guru sejati disebut kakang kawah, yaitu saudara tertua yang selalu mengajak berbuat baik. Dalam wujud fisik, kakang kawah adalah air ketuban yang pecah sebelum kita lahir untuk memberikan jalan kepada si jabang bayi, kemudian disusul bayi atau pancer, selanjutnya disusul ari-ari atau batur, yang berstatus sebagai adik karena keluarnya paling terakhir.

Menurut para pakar ilmu kejawen, kakang kawah dan adi ari-ari jumlahnya ada empat dan wajahnya semuanya seperti kita, masing-masing menempati empat penjuru mata angin, yang paling tua kakang kawah berada di timur, dan yang lainnya berada di selatan, barat dan utara, kemudian yang di tengah adalah pancer atau kita sendiri. Mereka berkumpul menghadap kearah kita dengan tujuan menjaga kita oleh perintah Gusti engkang murbeng dumadi, yaitu Tuhan yang maha esa.

Jika kita sudah gawok ( sudah mengenal mereka), kita bisa berdialog dengan mereka kapanpun dan dimanapun, karena mereka selalu menemani kita sejak dalam kandungan hingga mengantarkan kita menghadap yang maha kuasa kelak.

Keempat saudara kita ini menempati dimensi alam yang berbeda-beda, kakang kawah berada di dimensi tertinggi, yaitu berada di posisi paling atas dan lebih tinggi dari segala makhluk ciptaan tuhan lainnya. Kakang kawah inilah yang menjadi target utama untuk kita temui. Jika sudah pernah menemui kakang kawah di langit tertinggi yang dalam bahasa jawa disebut awang-awang uwung-uwung, maka kita bisa melihat semua makhluk-makhluk yang berada di level dibawahnya, seperti adi ari-ari dan ribuan alam gaib lainya.

Menurut para pakar ilmu kejawen, jika sudah berada di level ini kita dengan mudah bisa menemuai adi ari-ari, dan jika kita bisa menyatukan mereka dengan diri kita, maka kita memperoleh sabdo pandito ratu, yaitu kesaktian yang tiada tandingannya, bahkan apapun yang kita ucapkan bisa terkabul atas kehendak yang maha kuasa, kurang lebih begitu.

Ritual orang-orang jawa untuk menemui sedulur papat limo pancer ini dilakukan dengan cara rogosukmo, yaitu proses melepas sukma keluar dari tubuh untuk berangkat menuju alam roh yang berada di papan paling atas, dimana akan melintasi alam jin, alam kubur, dan ribuan alam ciptaan tuhan lainnya dengan kecepatan kilat menembus sinar menyilaukan dan tidak boleh berhenti hingga sampai bertemu dengan guru sejati di alam paling atas tersebut. Rogosukmo dilaksanakan dengan bertapa tengah malam menghadap ke arah timur dengan memusatkan segenap rasa dan pikiran ke dalam batin, karena mereka mertopo ing sajroning sir, yaitu mereka berkumpul di dalam hati kita.Tapi ritual ini tidaklah mudah, karena memerlukan ketekunan dan kesabaran dalam duduk bersila.

Jika sudah mencapai titik kesempurnaan ketika sedang bersemedi atau bersila, maka kita akan mulai merasakan perpindahan alam, dimana kita mulai melihat penampakan alam yang samar, kemudian semakin jelas dan diikuti munculnya sebuah sinar kecil dan kemudian membesar hingga membelalakkan mata sampai kita terhisap kedalamnya sehingga terbawa dan menembus sinar itu dengan kecepatan yang mendebarkan jantung. Dan sampailah kita disuatu tempat yang paling akhir. Disitulah kita akan bertemu dengan jatidiri kita yang sesungguhnya. Berikutnya kita bisa menemui saudara-saudara sejati yang lainnya yang berada di dimensi di bawahnya, dan juga bisa memasuki berbagai alam gaib lain-lainnya.

Jika sudah berhasil menemui sedulur papat limo pancer dan bisa berdialog dengan sempurna dengannya, maka barulah kita bisa belajar memperdalam ilmu-ilmu ghaib lainnya, karena menurut tradisi jawa, menemui sedulur papat limo pancer merupakan modal dasar atau pelajaran awal dalam menyiapkan wadah yang kokoh untuk menerima segala ilmu, sehingga seseorang tidak akan di kuasai atau dikendalikan oleh ilmunya sendiri nantinya.




Cara yang dilakukan sebelum memulai semua ilmu jawa guna untuk memperkuat pondasi awal agar jiwa dan raga dapat kuat menerima semua ilmu yang akan di terima atau di pelajari..

Berikut caranya:
1. Puasa Weton:puasa weton ialah puasa pada hari kelahiran anda,sebagai contoh jika anda lahir pada hari     senin legi maka anda memulai puasa pada hari sabtu paing sampai dengan selasa paing.Pada hari sabtu puasa di mulai jam 16.30 dan berbuka pada jam 18.00 dan pada hari berikutnya puasa seperti biasa dengan saur dan berbuka seperti puasa romadhon.sebelum puasa di awali dengan mandi kembang liman  yang di tambah dengan 7lembar daun ringin
dimaksutkan agar jiwa raga kita benar''suci.
adapun mantra sebelum mandi kramas ialah:
                   Niat ingsun adus banyu bumi suci sraga suci sukma suci 
                   nurkencono katonku nurmuhamad cahyoku
                   lan ngedusi badan sedulur papat kalima pancerku.
                   keturunan wijining awet enom.
                   Allahhuakbar(sambil air siramkan dari atas kepala)
                   Allahhuakbar (sambil air siramkan dari atas kepala)
                   Allahhuakbar (sambil air siramkan dari atas kepala)
kemudian jika sudah membaca mantra lalu mandi seperti biasa.

2.Doa sebelum memulai puasa kelahiran
Niat ingsun pasa ngapit kelahiran kelawan tulung dina telung bengi  tanpo ti pati mangan lan ngumbe yen durung kasedya apa sing dadi kasedyaku

3.Setiap malam wajib melakukan shalat Hajat dan setelah selesai shalat wajib melanjutkan dengan wiridan.
  doa wiridnya yaitu:
  sirulloh , dhat tulloh
  sipat tullah,khiblat tullah
  ujud tullah. (100x)
  Dilanjutkan dengan:
  kakakng kawah adi ari-ari
  kakang pembarep adiku ragil
  pangaribowo,prabowo
  kumayang jatiku...(100x) tak jalok gawemu,ewang ewangono .......(apa yang di minta.terserah.tetapi     mintalah untuk bisa bertemu dengan guru sejati anda sendiri/kumayang jati anda)

  Dilanjutkan dengan membaca mantra untuk bisa bertemu guru sejati anda:
  bismillahirohmanirrohim 3x
  kitab kolo murtape sapa kang kelangan
  kitab kolo murtape kejobo aku dhewe
  sing nalikane sun dumunung ing adam
  wiwit sesasi tumeka sangang sasi ,mboso sun lahir nangis
  jejeritan golek jimat ingsun pribadi .
  sapa kang jokuk iku kejaba gusti kang maha agung .
  mbasa sun di ganti kopek,sun wes lali mula wedarno
  aku pingin ketemu karo sukma sedjatiku
  seka ngersane sukma kawekas.3x


  mantra diatas di baca paling sedikitnya 100x dan kalau mampu baca sebanyak''nya

Mantra mandi setelah melakukan puasa weton,melakukan mandi harus tepat pada jam12malam pada hari terakhir puasa
niat mandinya adalah
sakehek kitab agung kabeh
sopo ndelu sapa ngrungu
teka welas teka asih kabeh,marang jiwa ingsun ,ana gunung tanpo angin.angin,angin letik
untuku syahadat wolu
rambutku syahadat sholawat
awakku bulu bangah ...(nyiduka ir pertam  baca Allahhuakbar,nyiduk kedua baca Allahuakbar,nyiduk ketiga Allahuakbar ,di guyur dari atas kepala ,setelah itu mandi biasa)

4.pada hari kedua puasa di wajibkan untuk menyiapkan sesaji di dalam kamar,di mulai pada sorehari pukul17.00jangan buang sesaji sampai anda selesai berpuasa.
   adapun sesaji adalah:
  - kembang setaman.
  - 1bubur merah,1bubur putih yang di taruh dalam takir(tempat yng di buat dari daun pisang).
  - 1cangkir kopi pahit,1cangkir kopi manis,1cangkir teh pahit,1cangkir teh manis.
  -  bakar kemenyan atau dupa.

5.semua lelaku itu di lakukan sebanyak7 weton atau 7x hari kelahiran  dan tidak boleh  putus.
   setelah anda melewati tahapan ini barulah anda boleh mempelajari berbagi ilmu jawa yang ada,  
   di karenakan jiwa dan raga anda sudah siap,dan sedulur papat kalima pancer anda akan menyertai anda
   membantu serta membimbing anda sehingga setiap ilmu yang ada pelajari dapat berhasil dengan sempurna.
   biasakan anda untuk senantiasa menyucikan diri dan menjauhi dosa''yang dilarang agama dan
   memperbanyak ibadah malam serta berserah kepada ALLAH karna itu semua akan membantu ,
   mempercepat anda mendapat tingkatan spiritual yang baik.







           
  






 

 

 

Macam Lelaku Jawa

               Kejawen adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Penamaan “kejawen” bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen merupakan bagian dari agama lokal Indonesia. Seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Java. Olehnya Kejawen disebut “Agami Jawi”.

Penganut ajaran kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian seperti agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku (mirip dengan “ibadah“). Ajaran kejawen biasanya tidak terpaku pada aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep “keseimbangan”. Dalam pandangan demikian, kejawen memiliki kemiripan dengan    

Konfusianisme atau Taoisme, namun tidak sama pada ajaran-ajarannya. Hampir tidak ada kegiatan perluasan ajaran (misi) namun pembinaan dilakukan secara rutin.
Simbol-simbol “laku” biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya. Akibatnya banyak orang termasuk penghayat kejawen sendiri yang dengan mudah mengasosiasikan kejawen dengan praktek supranatural.

Ajaran-ajaran kejawen bervariasi, dan sejumlah aliran dapat mengadopsi ajaran agama pendatang, baik Hindu, Buddha, Islam, maupun Kristen. Gejala sinkretisme ini sendiri dipandang bukan sesuatu yang aneh karena dianggap memperkaya cara pandang terhadap tantangan perubahan zaman.
Terdapat ratusan aliran kejawen dengan penekanan ajaran yang berbeda-beda. Beberapa jelas-jelas sinkretik, yang lainnya bersifat reaktif terhadap ajaran agama tertentu. Namun biasanya ajaran yang banyak anggotanya lebih menekankan pada cara mencapai keseimbangan hidup dan tidak melarang anggotanya mempraktekkan ajaran agama (lain) tertentu.
Beberapa aliran Kejawen, misalnya 
*       Sumarah
*       Budi Dharma
*       Paguyuban Ngesti Tunggal
*       Sapta Dharma
Aliran yang bersifat reaktif misalnya aliran yang mengikuti ajaran Sabdopalon, atau penghayat ajaran Syekh Siti Jenar.


LELAKU PUASA & TAPA KEJAWEN
               Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Disemua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda. Menurut sudut pandang spiritual, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran.
              Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi atau getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi atau kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang. Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun, energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan datang padanya dan menyatu dengan dirinya membantu kehidupan nya dalam segala hal.
Dalam tradisi kejawen, seorang penghayat kejawen biasa melakukan puasa dengan hitungan hari tertentu  berkaitan dengan kalender jawa. Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan kekuatan dan kemampuan spiritual metafisik mereka dan untuk memperkuat hubungan mereka dengan saudara kembar gaib mereka yang biasa disebut Sedulur papat kalmia pancer.
            Apapun nama dan pelaksanaan puasa, bila puasa dilakukan dengan niat yang tulus, maka tak mungkin akan membuat manusia yang melakoninya celaka. Bahkan medis mampu membuktikan betapa puasa memberikan efek yang baik bagi tubuh, terutama untuk mengistirahatkan organ-organ pencernaan. Intinya adalah ketika seseorang berpuasa dengan ikhlas, maka orang tersebut akan terbersihkan tubuh fisik dan eteriknya dari segala macam kotoran. Ada suatu konsep spiritual yang berbunyi “matikanlah dirimu sebelum engkau mati”, arti dari konsep tersebut kurang lebih kalau kita sering ‘menyiksa’ tubuh maka jiwa kita akan menjadi kuat. Karena yang hidup adalah jiwa, raga akan musnah suatu saat nanti.
          Itulah sedikit konsep spiritual jawa yang banyak dikenal. Para penghayat kejawen telah ‘menemukan’ metode-metode untuk membangkitkan spirit kita agar kita menjadi manusia yang kuat jiwanya dan luas alam pemikirannya, salah satunya yaitu dengan menemukan puasa-puasa dengan tradisi kejawen. Atas dasar konsep ‘antal maut qoblal maut’ diatas puasa-puasa ini ditemukan dan tidak lupa peran serta para ghaib, arwah leluhur serta roh-roh suci yang membantu membimbing mereka dalam peningkatan spiritualnya.
Macam-macam puasa ala Kejawen :
 

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi, seperti gula, garam dan lainnya, jadi betul-betul hanya nasi putih dan air puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : “Niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.”


2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran atau buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dan sebagainya.


3. Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah atau kamar, serta tidak melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam. Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melelaku puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.


4. Patigeni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dan hitungan ganjil seterusnya. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan di dalam kamar.

Ini adalah mantra puasa patigeni : “Niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Allah taala”.

5. Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja dalam sehari semalam. Diperbolehkan keluar rumah.


6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.


7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih , perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.


8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.


9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.


10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.


11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama Islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.


12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.


13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam.


14. Lelono
Melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh. Waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri atau muhasabah.


15. Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai beikut :
Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk) didalam air dengan kedalaman air setinggi leher. Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai. Menghadap melawan arus air. Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai. Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana. Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya kungkum hanya 15 menit). Tidak boleh tertidur selama Kungkum. Tidak boleh banyak bergerak. Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan dengan mandi terlebih dahulu. Pada saat akan masuk air baca mantra ini :
“ Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.”
Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada. Nafas teratur.
Kungkum biasanya dilakukan selama 7 malam.


16. Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.


17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan, seperti jin. Sebelum masuk kekubur, disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”

Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga. Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi oarang-orang yang masih ragu-ragu dalam melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanyakan harus ditebus dengan puasa. Selain itu syarat atau cara mengamalkannyapun sangat mudah, yaitu :

1Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor. Menjaga hawa nafsu. Baca mantera lambung karang ini sebanyak 7 kali setelah shalat wajib 5 waktu, yaitu :

“Bismillahirrahamanirrahim.
Cempla cempli gedhene.
Wetengku saciplukan bajang.
Gorokanku sak dami aking.
Kapan ingsun nuruti budine.
Aluamah kudu amangan wareg.
Ngungakna mekkah madinah.
Wareg tanpa mangan.
Kapan ingsun nuruti budine.
Aluamah kudu angombe.
Ngungakna segara kidul.
Wareg tanpa angombe.
Laailahaillallah Muhammad Rasulullah”.

Selain laku puasa-puasa diatas masyarakat kejawen juga melakukan puasa-puasa yang diajarkan oleh agama Islam, seperti puasa ramadhan, nisfu sya’ban, puasa 3 hari pada saat bulan purnama, puasa Nabi Daud dan lainnya . Inti dari semua lakon mereka tujuannya hanya satu yaitu mendekatkan diri dengan Sang Empunya Maha.

Pengertian Ilmu Jawa

KEJAWEN adalah kebudayaan Jawa asli yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan kuno dengan ajaran agama yang datang kemudian seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Diantara campuran tersebut yang paling dominan adalah ajaran agama Islam.
Membahas masalah Kejawen tentunya tidak terlepas dengan istilah-istilah Manunggaling Kawulo Gusti, Sedu…lur… Papat Lima Pancer, Sangkan Paraning Dumadi, ngeruwat, tapa brata, dan lain-lain.

* Kejawen adalah sinkretisme yaitu percampuran agama Hindu-Budha- Islam. Meskipun demikian ajaran Kejawen masih mengacu dan berpegang teguh pada ajaran tradisi Jawa asli sehingga masih nampak ciri-cirinya yang khas dan kemandiriannya.

* Agama menurut faham Kejawen adalah Manunggaling Kawula Gusti yaitu bersatunya hamba dengan Tuhan. Oleh sebagian kalangan Islam putih kaum santri, konsep penyatuan manusia dengan Tuhan ini mengarah kepada penyekutuan Tuhan atau prilaku Syirik.

* Perspektif ajaran Kejawen berdimensi tasauf percampuran antara kebudayaan Jawa, Hindu, dan Budha yang kurang menghargai aspek syariat dalam arti yang berkait denngan hukum-hukum hakiki agama Islam.

* Raja adalah pemuka agama. Hal ini nampak dari penggunaan atau pemakaian gelar “Sayidina Panatagama”, “Khalifatullah”, “Ajaran agama ageming aji” ( perhiasan ) raja, karena itu harus disesuaikan dengantradisi Jawa.

* Kitab Mahabarata dan Ramayana merupakan sumber inspirasi ajaran Kejawen yang mengandung ajaran moral dan karakter prilaku tuntunan hidup.

* Tinjauan kajian pikiran Jawa lebih terfokus pada aspek indra batin dan prilaku batin. Strategi pendekatan Kejawen adalah mencari pendekatan kepada Tuhan bahkan selalu ingin menyatu dengan Tuhan (Manunggaling Kawula Gusti) dan analisanya bersifat batiniah.